Alasan Adopsi dan
Sertifikasi ISO 9001

Alasan lainnya, organisasi atau perusahaan menginginkan sertifikat ISO 9001
untuk memenuhi persyaratan dari konsumen, misalnya memenuhi persyaratan tender
atau untuk menjadi supplier. Saya pernah mendapat cerita dari salah satu
konsultan ISO 9001 yang cukup senior (sudah sepuluh tahunan di ISO 9001) tentang
kliennya yang menargetkan sertifikasi ISO 9001 dalam waktu dua minggu. Dokumen-dokumen
di back date, QMR abal-abal disiapkan pihak konsultan, dan badan sertifikasi
beserta auditornya dicarikan oleh konsultan. Perusahaan hanya mau terima jadi.
Alhasil, perusahaan mendapatkan sertifikat yang diinginkannya untuk tender
tersebut sesuai rencana.
Berikutnya, alasan organisasi menginginkan sertifikasi untuk
menjadi bukti pencapaian adopsi sistem manajemen mutu ISO 9001. Bukan hanya
sertifikat yang dikejar, tapi juga peningkatan mutu kinerja secara substansial.
Dokumentasi rapi traceable, pelayan dan
persyaratan konsumen terpenuhi, komplain turun drastis, kualitas produk
konsisten, tindakan koreksi dan pencegahan kontinyu, dan segala mutu yang
ditawarkan konsep ISO 9001. Saya pernah bertemu beberapa dan sempat bekerja di
perusahaan yang punya kepentingan sertifikasi semacam ini.
Tentu saja, bagi pihak konsultan, menangani proyek ISO 9001
dengan tujuan substansial lebih berat daripada hanya yang berkepentingan dengan
sertifikatnya saja. Seperti dua alasan sertifikasi sebelumnya, dengan waktu
yang terbatas, pihak konsultan harus bisa mengawal pembuatan sistem dokumentasi
ISO 9001. Bukan hanya mengawal, seringkali konsultan harus membuatkannya karena
perusahaan tidak punya SDM yang dianggap mampu atau mau menambah kesibukannya.
Nah, tetapi jika tujuan sertifikasi adalah adopsi
substansial QMS ISO 9001, kesibukan konsultan bukan hanya di sistem
dokumentasinya. Justru bagaimana konsultan meleburkan prinsip-prinsip dan
semangat QMS ISO 9001 ke dalam organisasi yang menjadi kliennya. Ini bukan hal
yang gampang, tergantung latar belakang dan pengalaman konsultan, waktu dan jumlah kunjungan, nilai dan budaya organisasi klien, kesiapan sumberdaya dan
konflik kepentingan internal klien, dan variabel lainnya. Organisasi harus menyadari bahwa menciptakan semangat dan meleburkan nilai-nilai yang diusung delapan
prinsip QMS ISO 9001 butuh waktu dan kontinyuitas yang tidak sebentar.
1 comment:
Informasi yang bermanfaat pak, terima kasih
Jasa Sertifikat ISO 9001 | Badan Sertifikasi ISO Jakarta
Post a Comment