Google

Saturday 25 May 2013

5 Hal Tentang ISO 9001 (Bagian 2)

Menyambung tulisan sebelumnya, berikut adalah beberapa fakta dan opini tentang ISO 9001:

  1. Sangat Basic. Standard ISO 9001 fokus pada pembahasan tentang bagaimana sebuah organisasi beraktifitas untuk menghasilkan output produk yang memenuhi persyaratan dan kepuasan pelanggan. Hal-hal di luar itu, misalkan manajemen keuangan, manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, manajemen sumberdaya manusia, dan aspek yang lain tidak dibahas secara khusus di sini. Oleh karena itu, jika hanya dengan memenuhi persyaratan standard secara minimum, jangan berharap organisasi akan langsung menjadi top markotop. Justru prinsip-prinsip birokrasi max weber baru mulai di sini. Total Quality Management baru dibangun.

    Untuk bisa lebih maju, sebaiknya perusahaan mengadopsi juga standard-standard yang berhubungan dengan bidang organisasi masing-masing. Misalkan jika perusahaan pelayaran menggunakan standard ISM Code, perusahaan makanan-minuman menggunakan ISO 22000, perusahaan yang berhubungan erat dengan kelestarian lingkungan menggunakan ISO 14001, perusahaan yang berkaitan dengan energi menggunakan ISO 5001, dan sebagainya.

  2. Hanya salah satu tool. Sebagai sebuah panduan proses manajemen, ISO 9001 dengan segala persyaratannya bisa menjadi sebuah alat (tool) untuk merekaya sistem manajemen secara sistematis. Memberikan kerangka kerja (framework). Memadukan tools yang lain adalah penting, misalnya Key Performance Indicator, 7 Tools, Six Sigma, GMP, HACCP, dan sebagainya. Meskipun tools yang lain pada prinsipnya banyak diakomodir oleh ISO 9001, namun dengan fokus pada konsep-konsep tool yang lain akan memberikan hasil yang lebih membumi bagi kepentingan organisasi. 

  3. Mempunyai 8 Prinsip. Dalam pengenalan dan adopsi ISO 9001 seringkali yang menjadi fokus adalah berbagai klausulnya. Delapan klausul ISO 9001:2008 yang begitu generic sering jadi perdebatan di forum pembahasan ISO, seperti pengacara memperdebatkan pasal-pasal KUHP. Sedangkan prinsip-prinsip ISO 9001 sendiri kurang begitu menjadi perhatian.
    Mungkin semua prinsip sudah teraktualisasi dalam klausul-klausul, tetapi dengan melupakan prinsip-prinsip tersebut klausul-klausul ISO 9001 yang bersifat umum itu hanya akan menjadi ketentuan yang tumpul. Misalnya prinsip saling menguntungkan dengan pemasok sebaiknya tidak hanya bicara prosedur tentang seleksi dan evaluasi supplier, tapi bagaimana prosedur komunikasi dengan supplier dibangun untuk saling mendukung dalam jangka panjang. 

  4. Paling banyak disertifikasi. Berdasarkan survei, dari beberapa standard ISO di bidang manajemen, QMS ISO 9001 adalah yang paling banyak sertifikasinya. Mungkin karena standard ini bicara tentang bagaimana menyajikan produk yang memuaskan konsumen –dan semua organisasi punya konsumen–, mungkin karena sifatnya yang generik untuk berbagai tipe dan ukuran organisasi, atau mungkin karena standard ini disponsori World Trade Organization sehingga —misalnya— pemerintah Indonesia pun mengharuskan perusahaan yang ingin mendapat Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI harus sudah punya sertifikat sistem manajemen mutu ISO 9001.

  5. Masih terus direvisi. Sejak pertama diterbitkan tahun 1987 sampai saat ini, ISO 9001 telah mengalami tiga kali revisi. Versi awal yaitu QMS ISO 9001:1987 yang dianggap mirip dengan UK Standard BS 5750, kemudian tahun 1994 yaitu QMS ISO 9001:1994 dengan penekanan adanya tindakan preventive, revisi tahun 2000 yaitu QMS ISO 9001:2000 yang mengakomodasi ISO 9002 daan ISO 9003, hingga saat ini yang berlaku adalah revisi tahun 2008 yaitu QMS ISO 9001:2008 yang mengubah struktur persyaratan dari sebelumnya 20 klausul menjadi hanya 8 klausul. Sebagaimana diumumkan di website resmi iso.org, pada tahun 2015 direncanakan ada revisi lagi untuk ISO 9001.  
Mungkin agak mengesalkan bagi sebagian perusahaan atau organisasi yang telah sertifikasi ISO 9001. Terutama bagi yang tidak memiliki tim system development atau management representative yang tugasnya memang khusus menangani sistem di lingkup internalnya. Revisi akan mengubah beberapa dokumentasi. Tetapi mungkin itulah system improvement, selalu berkembang. Dan tidak ada salahnya jika organisai lebih dulu membuat progress daripada terus mengekor ISO 9001.

No comments: